Aula Simfonia Jakarta kembali mengadakan pementasan akbar pada 27 September 2014. Salah satu karya yang dimainkan adalah Symphony No. 6 dari L. v Beethoven.
The Symphony No 6 di F mayor, Op. 68, juga dikenal sebagai Pastoral Symphony (Jerman Pastoral-Sinfonie), adalah sebuah simfoni disusun oleh Ludwig van Beethoven, dan selesai pada 1808.
Beethoven adalah seorang pecinta alam yang menghabiskan banyak waktunya di jalan-jalan di negara itu. Dia sering meninggalkan Wina untuk bekerja di pedesaan. Beethoven mengatakan bahwa Symphony keenam bersifat memiliki "perasaan yang lebih ekspresif dari lukisan".
Simfoni ini menggunakan instrumen piccolo (gerakan keempat saja), 2 seruling, 2 oboe, 2 klarinet dalam B flat, 2 bassoon, 2 horn di F dan B flat, 2 terompet di C dan E flat (ketiga, keempat, dan kelima gerakan saja), 2 trombon (alto dan tenor, gerakan keempat dan kelima saja), timpani (gerakan keempat saja), dan string.
Simfoni ini memiliki lima gerakan, bukan empat gerakan sebagaimana khas simfoni dari era klasik.
Beethoven menulis catatan deskriptif singkat di kepala masing-masing gerakan.
Gerakan pertama, Allegro ma non troppo: perasaan ceria pada saat kedatangan di pedesaan. Simfoni dimulai dengan gerakan tenang dan ceria yang menggambarkan perasaan sang komposer saat ia tiba di negeri ini. Karya ini dalam bentuk sonata, dan motif yang secara luas dikembangkan. Pada beberapa titik Beethoven membangun tekstur orkestra oleh beberapa pengulangan motif yang sangat singkat.
Gerakan kedua, Andante molto Mosso: gerakan ini, diberi judul oleh Beethoven "Oleh sungai". Pada pembukaan senar memainkan motif yang jelas meniru air yang mengalir. Menjelang akhir gerakan ada cadenza untuk instrumen musik tiup kayu yang meniru panggilan burung. Beethoven membantu mengidentifikasi jenis burung dalam skor: burung bulbul (flute), puyuh (oboe), dan cuckoo (dua klarinet).
Gerakan ketiga, Allegro: pertemuan penuh damai oleh rakyat negeri setempat. Ini adalah bagian scherzo, yang menggambarkan tarian rakyat negeri dan menikmatinya.
Gerakan keempat, Allegro: guntur dan badai. Gerakan keempat, di F minor, menggambarkan badai keras dengan realisme telaten, dimulai dengan gambaran hanya beberapa tetes hujan dan mencapai klimaks besar dengan guntur, petir, angin kencang, dan hujan deras. Badai akhirnya berlalu, dengan gemuruh sesekali guntur masih terdengar di kejauhan.
Gerakan kelima, Allegretto: "Lagu Gembala. Perasaan bahagia dan bersyukur setelah badai".
Konser akan didireksi oleh Dr. Stephen Tong dan Dr. Billy Kristanto dengan Jakarta Simfonia Orchestra. Silahkan menghubungi www.aulasimfoniajakarta.com untuk ticketing.
(materi tentang Symphony no 6 berasal dari Wikipedia.org)